Thursday, July 6, 2017

Makalah Pendekatan Pembelajaran

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Di era globalisasi seperti ini semua aspek kehidupan dituntut untuk terus maju dan berkembang dengan cepat. Peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan zaman yang semakin global. Peningkatan sumber daya manusia juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Pendidikan merupakan ujung tombak dalam pengembangan sumber daya manusia harus bisa berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya pengembangan tersebut harus sesuai dengan proses pengajaran yang tepat agar anak  didik dapat merima didikan dengan baik.
Dewasa ini, proses belajar mengajar di sekolah baik SD, SMP, maupun SMA masih menggunakan paradigma lama, yaitu didominasi oleh peran dan kegiatan guru, dimana guru yang lebih aktif dalam mengajar daripada peserta didiknya. Peserta didik hanya mendengarkan penjelasan yang guru sampaikan. Peserta didik cenderung tidak diajak untuk mengetahui dan memahami peristiwa dan konsep mengenai materi. Dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukannya interaksi antara guru dan murid yang memiliki tujuan. Agar tujuan ini dapat tercapai sesuai dengan target dari guru itu sendiri, maka sangatlah perlu terjadi interaksi positif yang terjadi antara guru dan murid. Sehingga dalam  mengajar diperlukan pendekatan dalam pembelajaran, pendidik harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap pendidik tidak selalu memiliki suatu pandangan yang sama dalam hal mendidik anak didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang pendidik ambil dalam pengajaran.

B.       Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian pendekatan dalam pembelajaran ?
2.      Apa jenis-jenis pendekatan dalam pembelajaran ?
3.      Bagaimana implementasi pendekatan pembelajaran dalam praktis pembelajaran ?


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalm kurikulum, guru perlu melakukan serangkaian kegiatan pembelajaran mulai dari perencanaan, menentukan strategi, pemilihan materi dan lain sebagainya hingga sampai pada tahap penilaian. Serangkaian kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pendidikan tersebut sering disebut dengan pendekatan pembelajaran.
Kata pendekatan adalah salah satu pengertian harfiah (menurut kata) dari kata bahasa Inggris “approach” yang artinya penghampiran, jalan, tindakan mendekati. Kata pembelajaran adalah terjemahan dari kata “instruction” yang artinya pengajaran atau pembelajar. Secara teknis pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai jalan yang digunakan oleh guru atau pembelajar untuk menciptakan suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Belajar dalam konteks ini harus diartikan mengalami peristiwa perubahan perilaku dan menghasilkan perilaku baru sebagai hasil dari peristiwa itu. Lebih luas lagi, pendekatan pembelajaran sebagai konsep mencakup asumsi dasar tentang siswa, tentang proses belajar dan tentang suasana yang dapat menciptakan terjadinya peristiwa belajar.[1]
Istilah pendekatan dapat diartikan sebagai cara pandang dalam memahami suatu objek. Pendekatan dalam suatu pembelajaran merupakan asumsi dasar atau cara pandang yang dijadikan sebagai landasan berfikir dalam melakukan suatu objek yang terkait dengan pembelajaran, seperti tujuan, materi, strategi, media, subjek didik, peran guru, lingkungan dan sebagainya. Pendekatan pembelajaran mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari proses pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.[2]
Pendekatan pembelajaran bersifat aksiomatis, yakni suatu keyakinan yang telah dianggap benar tanpa harus dibuktikan. Keyakinan itu diambil atau didasarkan pada pengetahuan, teori, ideologi dan pengalaman sebelumnya. Contohnya adalah keyakinan mengenai pembelajaran yan efektif. Salah satu keyakinan mengenai pembelajaran efektif yaitu bahwa suatu pembelajaran akan efektif apabila pembelajaran tesebut dapat mengaktifkan peserta didik dalam belajar. Keyakinan ini didasarkan pada temuan pembelajaran aktif akan dapat membuat pembelajaran lebih efektif dapat disebut pendekatan pembelajaran aktif. Keyakinan tersebut selanjutnya akan dijadikan dasar berpijak dalam membuat berbagai keputusan mengenai proses pembelajaran, baik dalam menyusun model perencanaan, menentukan tujuan, materi, strategi/metode, sumber belajar maupun sistem evaluasi.[3]
Jadi, berdasarkan penjelasan diatas, pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.

B.       Jenis-Jenis Pendekatan Dalam Pembelajaran
1.      Pendekatan Individual
Pendekatan individual dalam proses pembelajaran, adalah sebuah pendekatan yang bertolak pada asumsi bahwa peserta didik memiliki latar belakang perbedaan dari segi kecerdasan, bakat, kecenderungan, motivasi, dan sebagainya. Perbedaan individualistis peserta didik tersebut memberikan wawasan kepada guru bahwa strategi pembelajaran harus memerhatikan perbedaan peserta didik pada aspek individual ini. Dengan kata lain, guru harus melakukan pendekatan individual dalam strategi belajar mengajarnya. Bila hal ini tidak dilakukan, maka strategi belajar tuntas (mastery learning) yang menuntut penguasaan penuh kepada peserta didik tidak pernah menjadi kenyataan. Dengan pendekatan individual ini kepada peserta didik dapat diharapkan memiliki tingkat penguasaan materi yang optimal.[4]
2.      Pendekatan Kelompok
Pendekatan kelompok adalah sebuah pendekatan yang didasarkan pada pandangan, bahwa pada setiap peserta didik terdapat perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan antara satu dan lainnya. perbedaan yang peserta didik yang satu dengan yang lainnya ini, bukanlah untuk dipertentangkan atau dipisahkan, melainkan harus diintegrasikan. Seorang peserta didik yang cerdas misalnya, dapat disatukan dengan peserta didik yang kurang cerdas, sehingga peserta didik yang kurang cerdas itu dapat ditolong oleh peserta didik yang cerdas. Demikian pula, persamaan yang dimiliki antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lainnya dapat disinergikan sehingga dapat saling menunjang secara optimal.[5]
3.      Pendekatan Campuran
Pendekatan campuran yaitu sebuah pendekatan yang bertumpu pada upaya menyinergikan keunggulan yang terdapat pada pendekatan individual dan keunggulan yang terdapat pada pendekatan kelompok. Namun dalam praktiknya, pendekatan campuran ini akan jauh lebih banyak masalahnya dibandingkan dengan dua pendekatan sebagaimana tersebut di atas. Ketika guru dihadapkan kepada permasalahan peserta didik yang bermasalah, maka guru akan berhadapan dengan permasalahan peserta didik yang bervariasi. Setiap masalah yang dihadapi peserta didik tidak selalu sama, terkadang ada perbedaan. Uraian tersebut diatas telah menjelaskan, bahwa setiap peserta didik memiliki motivasi yang berbeda-beda dalam belajar. Dari atu sisi terdapat peserta didik yang memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar, namun pada sisi lain terdapat peserta didik yang motivasi belajarnya sedang-sedang saja, atau rendah.[6]
4.      Pendekatan Edukatif
Apapun yang guru lakukan dalam pendidikan dan pengajaran dengan tujuan untuk mendidik, bukan karena motif-motif lain, seperti dendam, gengsi, ingin ditakuti, dan sebagainya. Anak didik yang telah melakukan kesalahan, yakni membuat keributan di kelas ketika guru sedang memberikan pelajaran, misalnya, tidak tepat diberikan sanksi hukum dengan cara memukul badannya hingga luka atau cidera. Ini adalah tindakan sanksi hukum yang tidak bernilai pendidikan. Guru telah melakukan pendekatan yang salah. Pendekatan yang benar bagi guru adalah dengan melakukan pendekatan edukatif. Setiap tindakan, sikap, dan perbuatan yang guru lakukan harus bernilai pendidikan, dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, norma moral, noram sosial, dan norma agama.[7]

5.      Pendekatan Keagamaan
Pendidikan dan pelajaran di sekolah tidak hanya memberikan satu atau dua macam mata pelajaran, tetapi terdiri dari banyak mata pelajaran. Semua mata pelajaran itu pada umumnya dapat dibagi menjadi mala pe/ajaran umum dan mata pelajaran agama Berbagai pendekatan dalam pembahasan terdahulu dapat digunakan untuk keduajenis mata pelajaran ini. Tentu saja penggunaannya tidak sembarangan, tetapi harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang dicapai. Dalam praktiknya tidak hanya digunakan satu, tetapi bisa juga penggabungan dua atau lebih pendekatan.
Khususnya untuk mata pelajaran umum, sangat berkepentingan dengan pendekatan keagamaan. Hal lni dimaksudkan agar nilai budaya ilmu itu tidak sekuler, tetapi menyatu dengan nilai agama. Dengan penerapan prinsip-prinsip mengajar seperti prinsip korelasi dan sosialisasi, guru dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran umum. Pendekatan agama dapat membantu guru untuk memperkecil kerdilnya jiwa agama di dalam diri siswa, yang pada akhirnya nilai-nilai agama tidak dicemoohkan dan dilecehkan, tetapi diya­ kini, dipahami, dihayati, dan diamalkan selama hayat siswa di kandung badan.[8]
6.      Pendekatan Kebermaknaan
Bahasa adalah alat untuk menyampaikan dan memahami gagasan pikiran, pendapat, dan perasaan, secara lisan maupun tulisan. Bahasa Inggris adalah bahasa asing pertama di Indonesia yang dianggap penting untuk tujuan penyerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan pembinaan hubungan dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Dalam rangka penguasaan bahasa Ingrris tidak bisa mengabaikan masalah pendekatan yang harus digunakan dalam proses belajar mengajar. Kegagalan penguasaan bahasa Inggris oleh siswa, salah satu sebabnya adalah kurang tepatnya pendekatan yang digunakan oleh guru selain faktor lain seperti faktor sejarah, fasilitas, dan lingkungan serta kompetensi guru itu sendiri. Kegagalan pengajaran tersebut tentu saja tidak boleh dibiarkan begitu saja, karena akan menjadi masalah bagi siswa dalam setiap jenjang pendidikan yang dimasukinya. Karenanya perlu dipecahkan. Salah satu alternatif ke arah pemecahan masalah tersebut diajukanlah pendekatan baru, yaitu pendekatan kebermaknaan.[9]
Selain berbagai pendekatan yang disebutkan di depan, ada lagi pendekatan-pendekatan lain. Berdasarkan kurikulum atau Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Pendidikan Agama Islam SLTP Tahun 1994 disebutkan lima macam pendekatan[10] :
a.         Pendekatan Pengalaman
b.        Pendekatan Pembiasaan
c.         Pendekatan Emosional
d.        Pendekatan Rasional
e.         Pendekatan Fungsional

C.      Implementasi Pendekatan Pembelajaran Dalam Praksis Pembelajaran
1.      Pendekatan Langsung
Pendekatan langsung terdiri dari empat tahap pembelajaran[11] :
a.       Tahap Presentasi
Ada lima metode pembelajaran penting yang harus digunakan selama tahap presentasi pembelajaran langsung:
1)      Review materi sebelumnya atau keterampilan awal yang diperlukan.
2)      Pernyataan mengenai pengetahuan atau keterampilan khusus yang harus dipelajari.
3)      Pernyataan atau pengalaman yang menyediakan siswa dengan penjelasan tentang mengapa tujuan khusus ini penting.
4)      Yang jelas, penjelasan pengetahuan atau keterampilan yang harus dipelajari.
5)      Beberapa kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan pemahaman awal mereka menanggapi pemeriksaan guru.
b.      Tahap Latihan
Terdapat tiga metode pengajaran dalam tahap latihan :
1)      Latihan terbimbing langsung dibawah pengawasan guru
2)      Latihan mandiri dimana siswa mengerjakan sendiri
3)      Tinjauan berkala (sering dimasukkan setiap hari dalam praktek dibimbing dan mandiri) dimana sebelumnya siswa belajar memanfaatkan konten atau skills.
c.       Tahap Penilaian dan Evaluasi
Ada dua penilaian dan evaluasi pada pembelajaran langsung yaitu :
1)      Tes formatif
2)      Tes sumatif.
d.      Monitoring dan Feedback
Pemantauan dilakukan pada tahap 1, 2 dan 3. Jika diperlukan maka diberikan umpan balik agar proses presentasi, latihan dan penilaian berjalan sesuai yang diharapkan.
2.      Pendekatan Diskusi
Pembelajaran diskusi harus menggeser pembelajaran  yang berpusat pada menjadi pendekatan yang berpusat pada tanggungjawab belajar bersama antara guru dan siswa. Pembagian tanggungjawab ini tidak berarti mengurangi peran guru dalam proses pembelajaran tetapi mengelola dan mengarahkan interaksi antara guru-siswa dan siswa-siswa. Oleh karena itu harus ada pengaturan peran dan tugas yang jelas.
3.      Pendekatan Pengalaman
Ada beberapa metode dalam pendekatan pengalaman dalam pembelajaran yaitu[12]:
a.       Framing The Experience (Merangkaikan pengalaman)
1)      Menetapkan tujuan atau hasil pembelajaran
2)      Membicarakan kriteria penilaian
3)      Membangun hubungan (teman sebaya, guru,komunitas dan lingkungan)
b.      Activating experience (Menggerakkan Pengalaman)
1)      Pengalaman nyata
2)      Membuat keputusan hasil yang nyata
3)      Orientasi Masalah
4)      Kesulitan Optimal
c.       Reflecting on experience (Evaluasi/Penilaian dalam Pengalaman)
1)      Fasilitas guru sebagai fasilitator
2)      Membuat kelompok
3)      Proses : Apa yang terjadi , mengapa itu terjadi , apa yang telah dipelajari dan bagaimana cara mengaplikasikannya.
4.      Pendekatan Berbasis Masalah
a.       Pemilihan masalah
b.      Peran guru
c.       Penilaian autentik praktek untuk memvalidasi tujuan pembelajaran
d.      Gunakan penjelasan ulang secara konsisten dan menyeluruh.
5.      Pendekatan Simulasi
Secara umum desain pendekatan simulasi memiliki tujuh prinsip umum, sebagai berikut[13] :
a.       Fungsi Isi
Bagian ini menjelaskan prinsip-prinsip untuk mengatur isi modul fungsional dari sebuah pembelajaran simulasi. Konten Simulasi mengambil model yang dinamis replika sistem nyata atau khayalan.
b.      Fungsi Strategi
Melibatkan Desain strategi yang menggambarkan konteks pengaturan instruksional, pengaturan sosial, tujuan, struktur sumber daya, dan acara yang diberikan.
c.       Fungsi Kontrol
Desain simulasi fungsi menggambarkan sarana yang seorang pelajar dapat menyampaikan pesan-pesan yang mempengaruhi terbukanya isi, strategi, atau unsur-unsur dinamis lainnya dari pengalaman. Desain sistem kontrol sangat  menantang karena tindakan belajar berlangsung dalam konteks yang dinamis dan harus memanfaatkan pertukaran informasi dan kontrol.
d.      Fungsi Pesan
Pesan Menghasilkan unit:
1)      Prinsip: Pesan Elements
2)      Prinsip: Pendekatan untuk Penataan pesan
3)      Prinsip: Pelaksanaan-waktu Pembangunan pesan
e.       Fungsi Representasi
Fungsi representasi desain simulasi adalah yang paling terlihat dan nyata. Desainnya melibatkan semua unsur sensorik pengalaman simulasi-pemandangan, suara, sensasi taktil, dan kinestetik sensasi. Fungsi representasi desain yang menggambarkan semua pengalaman indrawi yang akan diadakan dan bagaimana mereka akan diintegrasikan dan disinkronkan. Semua dijelaskan struktur titik ini untuk konten, strategi, kontrol, dan pesan yang abstrak dan menjadi terlihat hanya melalui representasi desain. Oleh karena itu, representasi adalah jembatan yang menghubungkan elemen desain abstrak dengan simbolis tertentu elemen media.
f.       Media-fungsi logika
Media-melaksanakan fungsi logika representasi dan melaksanakan operasi logis yang memungkinkan simulasi peristiwa terjadi. Hal ini dapat juga mencakup perhitungan dan pengumpulan data.
g.      Fungsi pengelolaan data
Mengelola data yang dihasilkan dari interaksi



BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN


Pendekatan pembelajaran dapat berarti titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran atau merupakan gambaran pola umum perbuatan guru dan peserta didik di dalam perwujudan kegiatan pembelajaran, yang berusaha meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi interaksi yang bertujuan. Guru dan anak didiklah yang menggerakkannya. Ketika kegiatan belajar mengajar itu berproses, guru harus dengan ikhlas dalam bersikap dan berbuat, serta mau memahami anak didiknya dengan segala konsekuensinya. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam pengajaran. Pendekatan yang tepat maka akan berlangsung belajar mengajar yang menyenangkan.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Nata, Abuddin, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2009
Maha, Ramly, Rancangan Pembelajaran (Desain Instruksional), Banda Aceh: Yayasan Pena & Ar-Raniry Press, 2007
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, jakarta: Rineka Cipta, 2010
Uno, Hamzah B., Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2008

Ahmad, Zainal Arifin, Perencanaan Pembelajaran, Yogyakarta: PT. Pustakan Insan Madani, 2012

https://thazbhy.blogspot.co.id/2014/01/implikasi-pendekatan-pembelajaran-dalam.html diakses pada tanggal 26 Februari 2017
http://www.warna-sahabat.com/2014/06/contoh-makalah-pendekatan-pembelajaran.html diakses pada tanggal 26 Februari 2017


[2] Zainal Arifin Ahmad, Perencanaan Pembelajaran, (Yogyakarta: PT. Pustakan Insan Madani, 2012) hal. 43
[3] Ibid, hal. 44
[4]  Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009) hal. 153
[5]  Ibid, hal. 155-156
[6]  Ibid, hal. 159
[7] Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (jakarta: Rineka Cipta, 2010) hal. 58-59
[8] Ibid, hal. 68-69
[9] Ibid, hal. 69
[10] Ibid, hal. 70
[11] https://thazbhy.blogspot.co.id/2014/01/implikasi-pendekatan-pembelajaran-dalam.html diakses pada tanggal 26 Februari 2017
[12] Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran. (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) hal. 98
[13] Ibid, hal 99-100

0 comments:

Post a Comment