A. Latar Belakang Masalah
Media cetak
atau dengan kata lain melalui tulisan adalah salah satu media yang banyak
digunakan untuk menyebarluaskan hasil pemikiran, baik konseptual maupun yang
disertai bukti empiris. Makin efektif tulisan yang dibuat, makin tinggi
kemungkinan tulisan dipahami oleh pembaca.
Untuk
menghasilkan tulisan yang efektif, salah satu hal yang perlu diperhatikan
adalah mengenai paragraf. Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan
suatu gagasan atau topik. Seluruh isi paragraf memperbincangkan satu masalah
atau sekurang-kurangnya bertalian erat dengan masalah itu. Hal ini menjadi
penting agar yang membaca tulisan tersebut dapat menangakap ide yang disampaikan
dengan benar.
Selain
pemahaman mengenai apa itu paragraf/alinea,kita juga diharuskan memahami
hal-halyang berkaitan dengan paragraf/alinea itu sendiri.
Untuk
mengetahui lebih jauh tentang paragraf/alinea dan hal-hal yang berhubungan
dengan paragraf/alinea, makalah sederhana ini mencoba menguraikan semua
point-point yang ada dan disajikan pada bab II pembahasan masalah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut maka rumusan masalah pembuatan makalah ini adalah
1.
Apa itu paragraf atau alinea?
2.
Apa saja fungsi paragraf atau alinea?
3.
Apa saja syarat-syarat paragraf atau alinea?
4.
Bagaimana pembagian paragraf atau alinea
menurut jenisnya?
5.
Apa tanda paragraf atau alinea?
6.
Bagaimana rangka/struktur paragraf atau alinea?
7.
Bagaimana posisi kalimat topik paragraf atau
alinea?
8.
Untuk apa pengembangan paragraf atau alinea
itu?
9.
Bagaiman teknik pengembangan paragraf atau
alinea?
10.
Bagaimana pengembangan paragraf menurut
teknik pemaparannya?
Berdasarkan
latar belakang dan rumusan masalah tersebut , maka tujuan penulisan makalah ini
adalah
1.
Untuk mengetahui mengenai paragraf atau alinea
secara umum yang sering digunakan dalam kegiatan karya tulis.
2.
Untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan
paragraf atau alinea itu sendiri, mulai Dari syarat sebuah paragraf atau
hingga berbagai macam bentuk paragraf atau alinea berdasarkan jenis atau teknik
pemaparannya.
D.
Manfaat Penulisan
Manfaat yamg
diharapkan dari penulisan ini adalah :
1.
Mahasiswa dan mahasiswi mampu memahami
pengertian paragraf atau alinea yang sering digunakan dalam penulisan karya
ilmiah.
2.
Mampu memahami hal-hal berkaitan dengan
paragraf atau alinea yang sering digunakan dalam penulisan karya ilmiah,
seperti jenis-jenis paragraf/alinea, struktur paragraf/alinea, manfaat
pengembangan paragaf/alinea hingga teknik pengembangan paragraf/alinea.
3.
Dapat menjadi tambahan referensi contoh-contoh
makalah yang dapat dijadikan acuan atau pedoman dipembuatan makalah-makalah
baik tugas-tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia maupun mata pelajaran yang
lainnya.
Paragraf
disebut juga alinea. Kata tersebut merupakan serapan dari bahasa Inggris
paragraph. Kata Inggris “paragraf” terbentuk dari kata Yunani para yang berarti
“sebelum” dan grafein “menulis atau menggores”. Sedangkan kata alinea dari
bahasa Belanda dengan ejaan yang sama. Alinea berarti “mulai dari baris baru”
(Adjad Sakri,1992). Paragraf atau alinea tidak dapat dipisah-pisahkan seperti
sekarang, tetapi disambung menjadi satu. Menurut Lamuddin Finoza, paragraf
adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan gabungan beberapa kalimat,
sedangkan dalam bahasa Yunani, sebuah paragraf (paragraphos, “menulis di
samping” atau “tertulis di samping”) adalah suatu jenis tulisan yang memiliki
tujuan atau ide. Jadi, paragraf atau alinea adalah suatu bagian dari bab pada
sebuah karangan yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru dan
kalimat yang membentuk paragraf atau alinea harus memperlihatkan kesatuan
pikiran. Selain itu, kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf atau alinea harus
saling berkaitan dan hanya membicarakan satu gagasan. Bila dalam sebuah
paragraf atau alinea terdapat lebih dari satu gagasan, paragraf atau alinea itu
tidak baik dan perlu dipecah menjadi lebih dari satu paragraf atau alinea.
Perhatikan contoh paragraf atau alinea di bawah ini.
Sampah yang setiap hari kita buang sebenarnya
bisa disederhanakan menjadi dua macam, yaitu sampah organik dan sampah
anorganik. Sampah organik adalah sampah yang mudah membusuk, seperti sisa
makanan dan daun-daunan yang biasanya basah. Sampah anorganik adalah sampah
yang sulit atau yang tidak bisa membusuk, umpamanya plastik, kaca, logam, kain,
dan karet.
Dalam contoh paragraf atau alinea di atas
terdapat satu pokok pembicaraan, yaitu sampah (organik dan anorganik).
Masalah tersebut diungkapkan dengan menggunakan tiga kalimat, bobot ide/gagasan
yang dihasilkan oleh paragraf atau alinea itu tentu lebih tinggi atau lebih
luas jika dibandingkan dengan ide sebuah kalimat.
B.
Fungsi Paragraf atau Alinea
Paragraf/alinea memiliki fungsi sebagai
berikut:
a.
Mengekspresikan gagasan tertulis dengan
bentuk suatu pikiran yang tersusun logis dalam satu kesatuan.
b.
Menandai peralihan gagasan baru dalam sebuah
karangan yang terdiri dari beberapa paragraf.
c.
Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi
penulis, sehingga pembaca dapat memahami dengan mudah.
d.
Memudahkan pengendalian variabel dalam
karangan.
C.
Syarat Pembentukan Paragraf/Alinea
Suatu paragraf/alinea dianggap bermutu dan efektif mengkomunikasikan gagasan yang didukungnya
apabila paragraf/alinea itu lengkap, artinya
mngandung pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas. Di samping itu sama
halnya dengan kalimat, paragraf/alinea harus memenuhi
persyaratan tertentu.(Keraf, 1980:67) Adapun syarat-syarat tersebut antara
lain.
1.
Kesatuan
Yang dimaksud dengan kesatuan adalah bahwa paragraf/alinea tersebut harus
memperlihatkan dengan jelas suatu maksud atau sebuah tema tertentu.
Jadi kesatuan di sini bukan berarti satu
atau singkat kalimatnya, melainkan berarti kalimat-kalimat yang ada dalam paragraf/alinea
tersebut menyatu untuk mendukung pikiran utama sehingga merupakan satu kesatuan
yang utuh. Contoh paragraf/alinea yang memenuhi persyaratan
kesatuan.
Masalah mahasiswa di Indonesia umum sekali. Mereka
kebanyakan sulit untuk sepenuhnya memusatkan perhatian pada studi mereka.
Kebanyakan dari mereka adalah pemuda-pemuda dari keluarga biasa yang kurang
mampu. Para mahasiswa itu pun mencari pekerjaan. Oleh karena itu selama belajar
mereka kadang-kadang terganggu oleh keadaan ekonomi.
Apabila paragraf/alinea di atas kita analisis,
akan kita temukan.
Pikiran utama : masalah umum dalam dunia mahasiswa
Pikiran penjelas : sulit memusatkan perhatian
berasal dari keluarga biasa
terganggu oleh ekonomi
Unsur-unsur penunjang pada paragraf/alinea di atas benar-benar mendukung gagasan utama. Dengan perkataan lain,
unsur-unsur penunjang paragraf/alinea tersebut membentuk kesatuan ide.
2.
Kepaduan (Koherensi)
Syarat kedua yang harus dipenuhi sebuah paragraf/alinea adalah bahwa paragraf/alinea tersebut harus mengandung
koherensi atau kepaduan yang baik. Kepaduan yang baik itu terjadi apabila
hubungan timbal balik antara kalimat-kalimat yang membina paragraf/alinea tersebut, baik, wajar, dan mudah dipahami tanpa kesulitan. Pembaca dengan
mudah mengikuti jalan pikiran penulis, tanpa merasa bahwa ada sesuatu yang
menghambat atau semacam jurang yang memisahkan sebuah kalimat dari kalimat
lainnya, tidak terasa loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan (Keraf,
1980:75). Koherensi suatu paragraf dapat ditunjukkan oleh.
a.
Pengulangan kata/kelompok
kata kunci atau disebut repetisi
b.
Penggantian kata/kelompok
kata atau subtitusi
c.
Pengulangan kata/kelompok
kata atau transisi
d.
Hubungan implisit atau
penghilangan kata/kelompok kata tertentu atau ellipsis.
Berikut ini dikemukakan kata-kata atau frase transisi,
seperti dikemukakan oleh Keraf (1980:80-81).
a. Hubungan yang menyatakan
tambah terhadap sesuatu yang telah disebut, misalnya: lebih lagi, tambahan,
lagi pula, selanjutnya, di damping itu, akhirnya, dan sebagainya.
b. Hubungan yang menyatakan
pertentangan, misalnya: tetapi, namun, bagaimanapun juga, sebaliknya, walaupun,
demikian, biarpun, meskipun.
c. Hubungan yang menyatakan
perbandingan, misalnya: sama halnya, seperti, dalam hal yang sama, dalam hal
yang demikian, sebagaimana.
d.
Hubungan yang menyatakan
akibat, misalnya; sebab itu, oleh sebab itu, oleh karena itu, jadi, maka,
akibatnya, karena itu.
e.
Hubungan yang menyatakan
tujuan, misalnya: untuk maksud itu, untuk maksud tertentu, untuk maksud
tersebut, supaya.
f.
Hubungan yang menyatakan
singkatan, misalnya contoh intensifikasi: singkatnya, ringkasnya, secara
singkat, pendeknya, pada umumnya, dengan kata lain, yakni, yaitu, sesungguhnya.
g.
Hubungan yang menyatkn
waktu, misalnya: sementara itu, segera, beberapa saat kemudian, sesudah,
kemudian.
h.
Hubungan yang menyatakan
tempat, misalnya: di sini, di situ, dekat, di seberang, berdekatan dengan,
berdampingan dengan.
Contoh paragraf/alinea menggunakan transisi yang benar.
Perkuliahan bahasa Indonesia sering dapat membosankan,
sehingga tidak dapat perhatian sama sekali dari mahasiswa. Hal ini disebabkan
bahwa kuliah yang disajikan dosen sebenarnya merupakan masalah yang sudah
diketahui mahasiswa, atau merupakan masalah yang tidak diperlukan mahasiswa. Di
samping itu mahasiswa yang sudah mempelajari bahasa Indonesia sejak mereka
duduk di bangku sekolah dasar atau sekurang-kurangnya sudah mempelajari bahasa
Indonesia selama dua belas tahun, merasa sudah mampu menggunakan bahasa
Indonesia. Akibatnya memilih atau menentukan bahan kuliah yang akan diberikan
kepada mahasiswa merupakan kesulitan tersendiri bagi para pengajar.
Perhatikan kata atau frase transisi yang digunakan
(digarisbawahi) menatakan hubungan kalimat. Tanpa menggunakan frase transisi
ini tulisan di atas akan terpotong-potong dan hubungan antar kalimat tidak
jelas.
3.
Kejelasan
Suatu paragraf/alinea dikatakan lengkap,
apabila kalimat topik ditunjang oleh sejumlah kalimat
penjelas. Tentang kalimat-kalimat penjelas ini sudah dibicarakan di bagian awal
tulisan ini, yaitu pada unsur-unsur paragraf. Kalimat-kalimt penjelas penunjang
utama atau penunjang kedua harus benar-benar menjelaskan pikiran utama. Cara
mengembangkan pikiran utama menjadi paragraf serta hubungan antar kalimat utama
dengan kalimat penjelas (detil-detil penunjang) dapat dilihat dari urutan
rinciannya. Rincian itu dapat diurut secara urutan waktu (kronologis), urutan
logis, terdiri atas sebab-akibat, akibat-sebab, umum-khusus, khusus-umum,
urutan ruang (spasial), urutan proses, contoh-contoh dan dnegan detail fakta.
Pengait Paragraf/Alinea Agar paragraf/alinea
menjadi padu digunakan pengait paragraf, yaitu berupa:
a.
Ungkapan penghubung transisi.
b.
Kata ganti.
c.
Kata kunci (pengulangan kata yang terpenting).
Dalam sebuah karangan biasanya terdapat tiga
macam paragraf jika dilihat dari segi jenisnya.
1.
Paragraf/Alinea Pembuka
Paragraf ini
merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada segala pembicaraan yang akan
menyusul kemudian. Paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian
pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan
disajikan selanjutnya. Salah satu cara untuk menerik perhatian ini ialah dengna
mengutip pertanyaan yang memberikan rangsangan dari para orang terkemuka atau
orang yang terkenal. Sebagai awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus mampu
menjalankan fungsi
a.
Menghantar pokok pembicaraan.
b.
Menarik minat dan perhatian pembaca.
c.
Menyiapkan atau menata pikiran pembaca untuk
mengetahui isi seluruh karangan.
2.
Paragraf/Alinea Pengembangan
Paragraf
pengembangan ialah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan paragraf
yang terakhir sekali di dalam bab atau anak bab. Paragraf ini mengembangkan
pokok pembicaraan yang dirancang. Paragraf pengembangna mengemukakan inti
persoalan yang akan dikemukakan. Satu paragraf dan paragraf lain harus
memperlihatkan hubungan dengan cara ekspositoris, dengan cara deskriptif,
dengan cara naratif, atau dengan cara argumentative yang akan dibicarakan pada
halaman-halaman selanjutnya.
Secara lebih
rinci dapat dirumuskan bahwa fungsi paragraf pengembang di dalam karangan
adalah
a.
Mengemukakan inti persoalan.
b.
Mempersiapkan dasar atau landasan bagi
kesimpulan.
c.
Meringkas alinea sebelumnya.
d.
Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada
paragraf berikutnya.
3.
Paragraf/Alinea Penutup
Paragraf
penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada akhir suatu
kesatuan yang lebih kecil di dalam karangan itu. Paragraf penutup berupa
simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya.
Karena paragraf ini dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan,
penyajiannya harus memperhatikan hal berikut ini.
a.
Sebagai bagian penutup, paragraf ini tidak
boleh terlalu panjang.
b.
Isi paragraf harus benar-benar merupakan
penutup atau kesimpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian.
c.
Sebagai bagian paling akhir yang dibaca, hendaknya
paragraf ini dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembacanya.
Sebuah paragraf
dapat ditandai dengan memulai kalimat pertama agak menjorok ke dalam, kira-kira
lima ketukan mesin ketik atau kira-kira dua sentimeter. Agar para pembaca mudah
dapat melihat permulaan tiap paragraf sebab awal paragraf ditandai oleh kalimat
permulaannya yang tidak ditulis dengan sejajar dengan garis margin atau garis
pias kiri. Penulis dapat pula menambahkan tanda sebuah paragraf itu dengan
memberikan jarak agak renggang dari paragraf sebelumnya.
Sebelum
membahas mengenai struktur paragraf, yang perlu kita ketahui adalah ciri-ciri
paragraf, yaitu:
a.
Paragraf menggunakan pikiran utama yang
dinyatakan dalam kalimat topik.
b.
Setiap paragraf menggunakan satu kalimat topik,
selebihnya merupakan kalimat penjelas dalam menguraikan kalimat topik.
c.
Paragraf mengunakan pikiran penjelas yang
dinyatakan dalam kalimat penjelas paragraf hanya berisi satu kalimat topik dan
beberapa kalimat penjelas.
Adapun kalimat penjelas atau pendukung sesuai
dengan namanya berfungsi mendukung atau menjelaskan ide utama yang terdapat di
dalam kalimat topik.
v Ciri kalimat
topik dan kalimat penjelas adalah sebagai berikut.
- Ciri kalimat topik:
a.
Mengandung permasalahn yang potensial
untukdirinci dsn diuraikan lebih lanjut.
b.
Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri
sendiri.
c.
Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus
dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu paragraf.
d.
Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung atau
penghubung/transisi.
- Ciri kalimat penjelas:
a.
Sering merupakan kalimat yang tidak dapat
berdiri sendiri (dari segi arti)
b.
Arti kalimat ini kadang-kadang baru jelas
setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu paragraf.
c.
Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata
sambung atau frasa penghubung/transisi.
d.
Isinya berupa rincian, keterangan, contoh dan
data tambahan lain yang bersifat memperjelas (mendukung) kalimat topik.
G.
Posisi Kalimat Topik Paragraf atau Alinea
a.
Pada Awal Paragraf ( Deduktif)
Kalimat pokok
ditempatkan pada bagian awal paragraf sehingga paragraf bersifat deduktif,
yaitu cara penguraian yang menjadikan pokok permasalahan lebih dahulu, lalu
menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf (urutan
umum-khusus).
b.
Akhir Paragraf ( Induktif)
Kalimat pokok
yang ditempatkan pada akhir paragraf akan membentuk paragraf induktif, yaitu
cara penguraian yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu, barulah diakhiri
dengan pokok pembicaraan (urutan khusus-umum). Penyajian paragraf dengan
cara ini lebih sulit jika dibandingakan dengan paragraf deduktif, tetapi
paragrafnya akan terasa lebih argumentatif.
c.
Pada awal dan akhir paragraf/alinea
Kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal dan
akhir paragraf/ alinea sehingga terbentuk paragraf/alinea campuran. Kalimat
pada akhir paragraf/alinea akan lebih bersifat pengulangan atau penegasan
kembali gagasan utama paragraf/alinea yang terdapat pada awal paragraf/alinea.
d.
Pada seluruh paragraf/alinea
Seluruh kalimat
yang membangun paragraf/alinea sama pentingnya sehingga tidak satu pun kalimat
khusus menjadi kalimat topik. Kondisi demikian bisa terjadi akibat sulitnya
menentukan kalimat topik karena kalimat yang satu dengan yang lain sama-sama
penting. Paragraf/alinea semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian yang
bersifat deskriptif dan naratif.
Beberapa teknik pengembangan paragraf sebagai
berikut:
a.
Generalisasi adalah pengembangan paragraf
dengan mengambil kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data
atau peristiwa yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili pengembangan
paragraf tersebut.
b.
Analogi adalah pengembangan paragraf dengan
memperbandingkan dua hal yang banyak persamaannya, sehingga dapat menarik
kesimpulan dari persamaan tersebut. Dengan tujuan untuk menjelaskan hal yang
kurang dikenal pada perbandingan itu.
c.
Klasifikasi adalah pengenbangan dengan cara mengkelompokkan
benda- benda yang memiliki persaman ciri, sifat, bentuk, dan ukuran, agar
terperinci dalam pengelompokkan.
d.
Perbandingan adalah memperjelas gagasan utama
dengan memperbandingkan hal- hal yang dibicarakan. Dalam hal ini penulis
menunjukkan persamaan dan perbedaan antara dua hal. Dengan memakai konjungsi
tetapi, melainkan, apalagi.
e.
Sebab akibat adalah pengembangan yang dimulai
dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan
yang menjadi akibat. Penalaran ini digunakan untuk menerangkan suatu kejadian
dan akibat yang ditimbulkannya atau sebaliknya. Artinya, hubungan kejadian dan
penyebabnyaharus terungkap jelas dan informasinya sesuai dengan jalan fikiran
manusia.
f.
Akibat sebab adalah pengembangan yang dimulai
dengan fakta husus yang menjadi akibat, kemudian fakta itu dianalisis untuk
diambil kesimpulan.
g.
Metode definisi luas adalah usaha untuk
menerapkan dan menerangkan konsep istilah tertentu sehingga memerlukan uraian
yang panjang. Untuk itu perlu memperhatikan klasifikasi konsep dan tidak boleh
mengulang kata atau istilah yang didefinisikan di dalam teks definisi itu
sendiri.
h.
Metode alamiah/proses adalah jika isi
penguraiannya berupa suatu proses tindakan atau perbuatan untuk menciptakan
atau menghasilkan sesuatu. Misalnya: proses kerja suatu mesin, tentu sangat
berbeda dengan proses peristiwa sejarah.
i.
Metode gambar adalah dimaksudkan untuk menambah
dan memperjelas pernyataan tertulis. Gambar dicantumkan supaya pembaca
mengetahui gambar yang harus dilihatnya. Pengertian gambar disini meliputi
tabel, grafik, diagram, model peta, gambar tangan, gambar teknik, fotografi.
Paragraf menurut
teknik pemaparannya dapat dibagi dalam empat macam, yaitu deskriptif,
ekspositoris, argumentatif, dan naratif.
a.
Deskriptif
Paragraf deskriptif disebut juga paragraf melukiskan. Paragraf ini
melukiskan apa yang terlihat di depan pembicaranya dapa berurutan dari atas ke
bawah atau dari kiri ke kanan. Dengan kata lain, deskriptif berurusan dengna
hal-hal yang tertangkap oleh pancaindera.
Contoh sebuah paragaf deskriptif
Pasar Taman Wisma adalah sebuah pasar yang
sempurna. Semua barang ada disana. Di toko yang paling depan berderet toko baju
seragam dan sepatu. Di dalam terdapat penjual ikan-ikan yang masih segar-segar
dan berderet. Di samping kanan pasar terdapat penjual sayur-sayuran, bumbu
dapur dan peralatan masak. Di samping kiri pasar terdapat penjual pakain dan
obat-obatan. Pada bagian belakang pasar kita dapat menemukan pedagang daging
dan penjual es cendol.
b.
Ekspositoris
Paragraf
ekspositoris disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini menampilkan suatu
objek. Peninjuannya tertuju pada satu unsur saja. Penyampaiannya dapat
menggunakan perkembangan analisi kronologis atau keruangan.
Contoh paragraf ekspositoris
Pasar Taman Wisma Asri adalah pasar yang
kompleks. disamping itu terdapat dua puluh lima kios penjual
kebutuhan sehari-hari. setiap hari rata-rata terjual dua puluh meter untuk
setiap kios. Dari data ini dapat diperkirakan berapa besarnya uang yang masuk
ke kas Bekasi dari pasar Taman Wisma Asri.
c.
Argumentasi
Paragraf argumentasi sebenarnya dapat
dimasukkan ke dalam ekspositoris. Paragraf argumentasi disebut juga persuasi.
Paragraf ini lebih bersifat membujuk atau meyakinkan pembaca terhadap suatu hal
atau objek. Biasanya, paragraf ini menggunakan perkembangan analisis.
Contoh paragraf argumentasi
Industrialisasi di negara kita mendorong
mendorong didirikannya berbagai macam pabrik yang memproduksi beraneka barang.
Pabrik-pabrik itu memberikan lapangan kerja kepada ribuan tenaga kerja, baik
yang berasal dari masyarakat di sekitar pabrik maupun dari daerah-daaerah lain.
Dengan demikian, adanya berbagai macam pabrik dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Di samping itu, beraneka barang yang diproduksi oleh pabrik-pabrik
tersebut telah meningkatkan ekspor non migas serta menghasilkan devisa bagi
negara kita.
d.
Naratif
Karangan narasi biasanya dihubung-hubungkan
dengan cerita. Oleh sebab itu, sebuah karangan narasi atau paragraf narasi
hanya kia temukan dalam novel, cerpen, atau hikayat.
Contoh paragraf
naratif :
Siang itu ibu
kelihatan benar-benar marah. Aku sama sekali dilarang keluar rumah. Bahkan ibu
mengatakan bahwa aku tidak akan mendapatkan uang jajan ke sekolah. Itu semua di
gara-gara aku menghilangkan barang kesayangan ibu.
BAB III
Paragraf/alinea
adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan yang mana cara penulisannya
harus dimulai dengan garis baru. Secara umum paragraf/alinea diperlukan untuk
mengungkapkan ide yang lebih luas dari kalimat
Syara-syarat
paragraf/alinea yang baik harus memiliki dua ketentuan yaitu kesatuan,
kepaduan,dan kejelasan paragraf/alinea. Pembagian paragraf/alinea menurut
jenisnya yaitu paragraf/alinea pengembang, paragraf/alinea pembuka, dan
paragraf/alinea penutup. Paragraf/alinea dapat ditandai dengan memulai kalimat
pertama agak menjorok ke dalam atau memberikan jarak agak renggang dari
paragraf sebelumnya.
Rangka
atau struktur sebuah paragraf/alinea terdiri atas sebuah kalimat topik dan
beberapa kalimat penjelas. Ada empat macam cara untuk menempatkan kalimat topik
atau kalimat pokok dalam sebuah paragraf/alinea, yaitu pada awal
paragraf/alinea, pada akhir paragraf/alinea, pada awal dan akhir
paragraf/alinea, dan pada seluruh paragraf/alinea.
Mengarang
itu adalah usaha mengembangkan beberapa kalimat topik. Pada umumnya ada enam
metode yang dugunakan untuk pengembangan alinea, yaitu generalisasi, analogi,
klasifikasi, perbandingan, sebab akibat, akibat sebab, metode definisi, metode
alamiah, dan metode bergambar.
Paragraf menurut teknik pemapanrannya dapat
dibagi dalam empat macam, yaitu deskriptif, ekspositoris, argumentatif, dan
naratif.
Berdasarkan
pembahasan mengenai paragraf/alinea di bahasa Indonesia, maka bagi yang
ingin membuat suatu karya ilmiah atau hal-hal lain yang berhubungan dengan
penggunaan teknik menulis di dalamnya, maka perlulah memahami pengertian
paragraf/alinea serta hal-hal yang berkaitan dengan paragraf/alinea itu
sendiri, seperti ciri-ciri, syarat penulisan, tanda paragraf, serta teknik
pengembangan paragraf/alinea.
Arifin, E.
Zaenal dan S. Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta : Akademika Pressindo.
Finoza,
Lamuddin . 2000. Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Non
Jurusan Bahasa. Jakarta: Mawar Gempita.
Wardani,
I.G.A.K, dkk. 2008. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : Universitas
Terbuka
Departemen Pendidikan Nasional.
Izin copas ya buat tugas sekalian buat belajar ,link webnya in syaa Allah akan dicantumkan
ReplyDelete:)maksih ya,,,
Deletepermisis kak, izin copas ya kak, untuk tugas dan belajar juga untuk ujian mana tau ini bisa jadi referensi link dan web insyaAllah dicantumkan kak. terimakasih kak
ReplyDelete:) mksih kembali,,,
ReplyDeleteIjin Comot gan
ReplyDeleteTerima kasih
Assalamualaikum,izin copas yaa untuk tugas dan belajar,insyaallah link nya dicantumkan ka makasih
ReplyDelete